Minggu, 09 Januari 2022

ILMU SOSIAL DASAR

 ASPEK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEUANGAN TERKAIT DENGAN KURS MATA UANG ASING, SERTA KEMUNGKINAN IMPLIKASI BISNIS YANG TERJADI AKIBAT FLUKTUASI NILAI TUKAR.

Keuangan Internasional

keuangan internasional didefinisikan oleh Yuriy Kozak sebagai gabungan dari pasar dan institusi-institusi keuangan yang terkait dengan hukum dan pajak bisnis internasional. Sistem keuangan internasional juga didefinisikan oleh C.M. Adam sebagai struktur pasar dimana organisasi dan perdagangan yang dilakukan oleh individu mendukung komitmen ekonomi yang dilakukan melewati batas-batas nasional.

Berdasarkan definisi di atas dapat diambil garis besar bahwa sistem keuangan internasional merupakan sebuah sistem yang mengacu pada institusi keuangan serta pelaku di dalamnya yang mengatur prosedur dan hukum terkait kegiatan keuangan internasional yang berdasarkan atas kesepakatan dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Dalam perjalanan suatu sistem keuangan internasional, terdapat beberapa beberapa elemen di dalamnya berupa sekumpulan subsistem utama ekonomi dunia yang mana berdampak pada penentuan ekonomi nasional dan global. Elemen-elemen tersebut terdiri dari:

 

  •     Sistem moneter internasional - ditandai oleh komponen seperti mata uang nasional dan cadangan, mata uang kolektif internasional, kondisi konvertibilitas bersama, paritas mata uang, nilai tukar, serta mekanisme aturan nilai tukar nasional dan internasional.

 

  •     Pasar keuangan internasional - termasuk mata uang, pinjaman dan sekuritas oleh instrumen keuangan tertentu.
  •     Sektor keuangan virtual - yaitu internet banking , online shopping , digital currency , e-money ; Kredit khusus dan Institusi keuangan (seperti dana asuransi pensiun dan kumpulan investor).
  •     Perdagangan ekonomi – berupa bursa saham dan komoditas internasional.
  •     Pelaku ekonomi – terdiri dari negara-negara, bank-bank, perusahaan-perusahaan, TNC dan TNB; yang melakukan operasi untuk menarik investasi asing sebagai sumber modal untuk membiayai investasi mereka berupa penjualan saham atau pinjaman di pasar modal internasional.

Elemen-elemen di atas menjadi sebuah kesatuan dan berjalan bersamaan sebagai penggerak sistem keuangan internasional. Dalam penelitian ini, kelima elemen tersebut digunakan untuk melihat posisi cryptocurrency sehingga dapat diketahui apakah cryptocurrency termasuk dalam sistem keuangan internasional.

Sistem keuangan internasoinal dengan begitu melibatkan beberapa aktor utama yang menengahi sebagian besar arus keuangan internasional yaitu aktor negara seperti: perusahaan, bank serta pemerintah. Selain itu juga terdapat aktor non-negara seperti: perusahaan internasional, perusahaan multinasional, bank internasional, lembaga keuangan dan institusi keuangan internasional. Aktor-aktor tersebut memiliki perannya masing-masing seperti penyedia jasa layanan serta pengawas di dalam berlangsungnya sistem keuangan internasional.

Berlangsungnya sistem keuangan tidak lepas dari Peran aktor tersebut dalam mendukung kinerja sistem keuangan tersebut dapat diukur, dari:

 

  •     Competition (persaingan) - pasar keuangan menjadi tempat persaingan untuk menyediakan berbagai macam layanan keuangan dari para penyedia layanan. Hal ini sekaligus memberi kemudahan masyarakat untuk memilih layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Adapun indikator-indikator dalam sektor persaingan ini yaitu: jumlah lembaga keuangan, perubahan saham, kemudahan masuknya investasi asing, harga layanan dan lain sebagainya.
  •     Concentration (pemusatan) - banyaknya persaingan pada pasar keuangan mendorong terjadinya pemusatan kekuasaan dimana pemusatan kekuasaan ini dilihat dari sejauh mana sektor keuangan dikendalikan oleh institusi terbesar di pasar internasinoal. Indikator pemusatan dihitung dari jumlah kuadrat dari saham-saham semua perusahaan pada suatu sektor, dengan nilai indeks yang lebih tinggi mengindikasikan pemusatan pasar yang lebih besar.
  •     Efisiensi - kemampuan sektor keuangan untuk menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi dengan biaya yang rendah. Persaingan dan efisiensi dalam sistem keuangan sebagian besar saling berkaitan karena sistem yang lebih kompetitif selalu berubah menjadi lebih efisien. Indikator untuk menilai efisiensi sebuah sistem keuangan adalah persentase total aset (biaya operasioanal, pajak, keuntungan bersing dan lain sebagainya) serta penyebaran suku bunga.

 

Ketiga indikator di atas merupakan sebuah kinerja dalam proses sistem keuangan internasional, dimana ketika sistem tersebut berlangsung maka ketiga sektor itu akan muncul sebagai pendukung berjalannya sistem keuangan internasional. Indikator-indikator tersebut menjadi acuan dalam siklus sistem keuangan internasional, yang hal ini digunakan untuk melihat apakah cryptocurrency telah memenuhi ketiga sektor tersebut.

Model di atas menggambarkan bagaimana arus sebuah sistem keuangan internasional berlangsung. Aktor-aktor yang terlibat masuk dalam setiap elemenelemen yang ada pada sistem keuangan internasional, kemudian mereka menggerakan semua elemen tersebut sehingga sistem keuangan internasional dapat berjalan. Ketika hal itu berlangsung maka muncul sifat berupa persaingan, pemusatan, dan efisiensi, dalam sistem keuangan internasional. Sifat-sifat tersebut menjadi indikator dalam sistem keuangan internasional.

1. Sistem Fiat Money

Sistem uang fiat merupakan sistem keuangan yang didasarkan pada mandat pemerintah bahwa mata uang yang dicetak merupakan alat pembayaran yang sah dalam melakukan transaksi keuangan. Legalitas uang fiat kini tidak lepas dari kepercayaan masyarakat kepada pemerintah yang telah memberikan keputusan akan penggunaannya sebagai media penyimpanan dan alat tukar. Uang fiat yang berupa uang kertas dan uang koin, merupakan uang yang memiliki nilai nominal yang lebih besar dibandingkan dengan nilai instrinsiknya (harga kertas dan biaya cetak). Rekening giro serta cek juga merupakan bentuk lain dari uang fiat , dimana semua itu merupakan representasi dari nilai sebuah aset.

Sistem dan nilai pada uang fiat rentan terhadap inflasi. Inflasi merupakan cerminan kestabilan nilai sebuah mata uang. Sistem keuangan dunia saat ini dikuasi fiat money yang nilainya sangat fluktuasi. Domanasi fiat money berdampak pada perekonomian dunia yang senantiasa mengalami “pasang surut”. Robet A Mundell seorang peraih nobel ekonomi menyebutkan bahwa ketika masyarakat dunia menggunakan fiat money , maka konsekuensinya dunia memasuki tahapan ekonomi baru yaitu regime of permanent inflation atau inflasi abadi. Hal tersebut menandakan bahwa fiat money merupakan sistem mata uang yang sangat mudah menyebabkan inflasi. Seperti yang dikatakan oleh Mishkin bahwa uang memiliki pengaruh besar pada inflasi, siklus binis dan suku bunga, dimana ketiga hal tersebut penting bagi kesehatan perekonomian.

Dua pernyataan di atas uniknya merepersentasikan bahwa fiat money bukan hanya mempengaruhi inflasi tetapi juga dapat mempengaruhi kebijakan negara. Inflasi yang terjadi tersebut kemudian dapat berpengaruh pada perekonomian negara, sehingga secara logika pemerintah akan membuat kebijakan untuk menjaga stabilitas perekonomiannya. Konsep fiat money system digunakan dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana performa uang fiat sebagai mata uang konvensional yang sejak lama digunakan di berbagai negara dunia.

Konsep ini dijadikan sebagai faktor dalam mengindentifikasi pengaruh performa uang fiat yang digunakan negara dalam menentukan posisi penolakan atau penerimaannya Bitcoin. Dalam mengukur performa fiat money , penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu: uang beredar yang dikemukakan oleh David Ricardho, stabilitas mata uang oleh Alex Lebed serta sistem nilai tukar menurut Sebastian Edward.

Indikator pertama adalah jumlah uang beredar. Definisi uang beredar berdasarkan laporan yang dirilis oleh Bank Indonesia dibagi menjadi dua yaitu dalam arti sempit ( narrow money ) dan dalam arti luas ( broad money ). Uang beredar dalam arti sempit adalah daya beli yang digunakan langsung untuk pembayaran berupa: uang kartal dan uang giro yang dipegang oleh masyarakat. Sedangkan definisi dalam arti luas adalah uang kartal dan uang giro, ditambah dengan uang kuasi yang berupa deposito berjangka, tabungan, giro dalam valuta asing dan surat berharga.

Menurut David Ricardho jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap harga barang dan turunnya nilai mata uang. Semakin banyak jumlah uang beredar yang tidak sejalan dengan jumlah barang yang ada, maka secara otomatis akan meningkatkan permintaan terhadap barang tersebut yang kemudian berakibat pada kenaikan harga barang. berdasarkan konsep tersebut berasumsi bahwa uang yang beredar harus dikontrol agar tidak terjadi inflasi berlebih yang akan berdampak pada ekonomi. Dengan kata lain uang beredar merupakan aspek penting dalam performa fiat money sebab jumlah uang beredar akan berdampak pada aspek lainnya seperti: harga barang, pertumbuhan ekonomi, serta nilai mata uang. Pemerintah memiliki kontrol penuh atas uang fiat baik dalam pencetakan, pendistribusian, serta kontrol atas transaksinya.

Pemerintah dalam mengontrol uang fiat menetapkan sebuah sistem nilai tukar. Hal tersebut dikarenakan adanya pasar bebas yang melibatkan berbagai negara dengan jenis mata uang yang berbeda-beda; sehingga perlu ditentukan nilai tukar mata uang tiap negara yang biasa disebut dengan kurs. Penetapan kurs tersebut dilakukan guna mencegah kerugian dalam transaksi perdagangan internasional.

Indikator kedua untuk mengukur performa fiat money dalam penelitian ini digunakan indikator sistem nilai tukar mata uang. Sistem nilai tukar adalah kebijakan yang digunakan oleh suatu negara terkait tingkat nilai mata uang saat ditukarkan dengan mata uang negara lain. Negara- negara dunia memiliki sistem nilai tukar yang berbeda. Definisi nilai tukar mata uang menurut Mankiw adalah harga dari mata uang yang digunakan oleh penduduk sebuah negara yang digunakan untuk saling bertransaksi dalam perdagangan dengan negara lainnya. Sedangkan menurut Krugman dan Maurice dalam buku Thomas Oatley, menambahkan bahwa nilai tukar mata uang merupakan harga sebuah mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Berdasarkan dua definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai tukar mata uang adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain yang digunakan untuk melakukan transaksi perdagangan internasional.

Mata uang suatu negara dapat ditukarkan dan diperjualbelikan dengan mata uang negara lain sesuai dengan nilai tukar mata uang yang berlaku di pasar mata uang atau biasa disebut dengan pasar valuta asing. Nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain dapat berubah seiring perubahan ekonomi, sosial dan politik di dalam negara tersebut. Perubahan nilai tukar mata uang suatu negara dengan begitu tidak lepas dari intervensi pemerintah, dalam hal ini bank sentral memiliki kebijakan untuk menaikkan dan menurunkan nilai tukar mata uang nasional intervensi ini dilakukankan sebagai langkah penyesuasian dengan nilai mata uang suatu negara yang terdapat dalam pasar valuta asin atau pasar internasional.

2. Cryptocurrency

Cryptocurrency merupakan sebuah teknologi baru dalam sistem keuangan. Cryptocurrency merupakan aset digital yang berfungsi sebagai media pertukaran dengan menggunakan kriptografi sebagai sistem keamananya. Dikatakan digital karena cryptocurrency tidak memiliki bentuk fisik, namun mata uang ini tetap memiliki nilai karena dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Lebih lanjut, cryptocurrency juga didefinisikan sebagai sebuah revolusi baru dari jenis mata uang yang serupa seperti: mata uang lainnya yang memiliki nilai karena orang menganggapnya bernilai.

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan dapat dimaknai bahwa cryptocurrency adalah mata uang yang tidak memiliki wujud nyata dan hanya terdapat di dunia maya, dimana cryptocurrency merupakan sebuah jenis mata uang digital yang menggunakan prinsip kriptografi yang nilainya ditentukan oleh supply dan demand para penggunanya. Konsep cryptocurrency dalam tulisan ini akan digunakan untuk mengukur perkembangan cryptocurrency khususnya Bitcoin guna melihat pengaruhnya terhadap kontroversi di negara-negara dunia.

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur perkembangan cryptocurrency . Pertama - jumlah transaksi cryptocurrency , dimana tiap negara memiliki jumlah transaksi yang berbeda-beda. Banyaknya transaksi di sebuah negara sejalan dengan seberapa banyak pengguna di negara tersebut, sehingga semakin banyak pengguna maka jumlah transaksinyapun akan semakin tinggi.

Indikator kedua – pengguna cryptocurrency yang menjadi penentu terhadap pergerakan nilainya yang secara logika semakin banyak pengguna maka akan semakin banyak permintaan dan penawaran. Jumlah pengguna cryptocurrency di tiap negara berbeda-beda, banyaknya pengguna di suatu negara maka dapat diindikasikan bahwa cryptocurrency di negara tersebut semakin diterima.

Indikator ketiga dalam penelitian ini yaitu perdagangan cryptocurrency . Penerimaan cryptocurrency di sebuah negara tidak lepas dari tingginya perdagangan cryptocurrency , yang merupakan aktifitas penukaran cryptocurrency terhadap mata uang domestik atau sebaliknya. Aktivitas tersebut berlangsung di pasar cryptocurrency yang menjadi tempat dimana cryptocurrency ditukarkan dengan cryptocurrency lainnya atau bahkan dengan uang fiat . Tingginya perdagangan nilai mata uang domestik terhadap cryptocurrency atau sebaliknya tidak lepas dari jumlah pengguna dan jumlah transaksi cryptocurrency disuatu negara, dimana semakin banyak jumlah pengguna dan jumlah transaksi maka akan berdampak pada tingginya perdagangan.

Indikator keempat dalam penelitian ini adalah harga cryptocurrency (Bitcoin). Pada pasar bursa cryptocurrency terdapat harga yang nilainya dapat dengan mudah berbubah. Harga tersebut secara logis dipengaruhi oleh penerimaan dan penawaran pasar. Harga cryptocurrency merupakan nilai yang harus dibayarkan untuk mendapat satu unit cryptocurrency . Menurut Hyadumadha perbedaan harga cryptocurrency (Bitcoin) disebabkan penentuan harga berdasarkan nilai mata uang suatu negara serta penggunanya, sehingga harga cryptocurrency di suatu negara akan berbeda dengan di negara lainnya mengikuti nilai mata uang negara tersebut, selain itu harga yang berlaku juga tidak lepas dari pengaruh jumlah pengguna cryptocurrency .

 

Mata Uang Asing

Valuta Asing (valas) adalah mata uang yang mudah digunakan dan diterima dalam dunia perdagangan internasional. Mata uang asing ini tidak berlaku sebagai alat pembayaran yang sah untuk transaksi dalam negeri, tetapi banyak digunakan dalam transaksi dan keuangan internasional. Valuta asing yang paling banyak digunakan saat ini adalah Dollar Amerika atau US Dollar (US$). Valuta asing juga termasuk sebagai salah satu bentuk devisa.

Fungsi Valuta Asing

Berikut adalah fungsi dari valuta asing:

  • Alat tukar internasional. Pada fungsi ini, valas berguna untuk melakukan transaksi jika sedang berada di luar negeri. Selain itu, valas juga berguna untuk kegiatan tukar-menukar barang dan jasa dengan negara lain, misalnya dalam ekspor dan impor.
  • Alat pengendali kurs. Valas berguna sebagai pembanding nilai mata uang antar negara, atau yang biasa akrab kita kenal dengan istilah kurs, yang mana kurs mata uang suatu negara bisa melemah atau menguat. Valas berguna sebagai alat untuk mengendalikan kurs pada mata uang asing.
  • Alat pembayaran internasional. Valas dapat berfungsi sebagai alat pembayaran internasional, misalkan suatu negara memiliki hutang dengan negara lain, maka negara yang berhutang ini bisa membayarkan hutangnya dengan valuta asing yang sesuai beserta bunganya-nya.
  • Alat mempermudah perdagangan internasional. Dengan menggunakan valas, maka setiap negara bisa melakukan kegiatan jual beli antar negara tanpa terkendala mata uang.

Jenis-jenis Valuta Asing

Valas dibedakan menjadi dua kelompok, dan berikut penjelasannya:

  • Valuta asing fisik. Valas fisik biasanya berupa uang asing atau uang negara lain dalam bentuk uang kartal, baik yang berupa uang kertas bank, uang kertas negara, ataupun uang logam.
  • Valuta asing non fisik. Valas non fisik biasanya berbentuk uang giral atau surat-surat berharga. Contohnya antara lain cek, wesel, internasional money, travelers, dan cheque.

Implikasi Bisnis Akibat Fluktuasi Nilai Tukar  

Persoalan yang sedang dihadapi perekonomian Indonesia sekarang cukup kompleks menyangkut berbagai dimensi ekonomi baik sistem maupun kelembagaannya. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia diawali dengan timbulnya krisis nilai tukar Rupiah sebagai konsekuensi dari sistem keuangan yang semakin terintegrasi secara global. Membaiknya perekonomian Indonesia dan ditunjang dengan stabilitas politik yang mantap dan kecenderungan penurunan suku bunga di negara maju mendorong masuknya aliran dana ke Indonesia dalam jumlah cukup  besar pada tahun 1990-an. Masuknya aliran modal ke dalam negeri disamping membawa berkah dapat mendorong laju investasi juga menimbulkan kekhawatiran kemungkinan terjadinya penarikan dana dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang singkat dipicu oleh berbagai faktor domestik atau luar negeri (contagion effect) sehingga akan menggoyahkan fundamental ekonomi yang sudah terbina selama ini. Di samping itu yang menjadi pemicu utama krisis ekonomi di Indonesia adalah besarnya utang luar negeri swasta yang sebagian besar berjangka waktu pendek tapi diinvestasikan pada sektor ekonomi untuk jangka waktu panjang dan tingkat resikonya tinggi seperti sektor properti dan tidak dilindungi dari resiko pergerakan kurs (currency mismatching). Informasi yang berkaitan dengan interaksi ekonomi antara satu negara dengan negara lain terlihat dari data neraca pembayaran internasional.

          Neraca pembayaran internasional merupakan suatu catatan sistematis yang menunjukkan nilai aktivitas ekonomi suatu negara terhadap negara atau pihak asing selama satu periode tertentu. Sampai dengan triwulan IV 2003 neraca pembayaran Indonesia menunjukkan angka surplus sebesar 1.432 juta $ US turun dibandingkan dengan waktu yang sama tahun 2002 sebesar 2.217 juta $ US. Secara total nilai neraca pembayaran tahun 2003 mengalami surplus sebesar 3.654 juta $ US turun dibandingkan tahun 2002 sebesar 5.029 juta $ US (Bank Indonesia : SEKI).  Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan stabil, hal ini terutama dipengaruhi oleh besarnya surplus neraca pembayaran yang disebabkan oleh penurunan defisit transaksi modal dan pada sisi lain meningkatnya surplus transaksi berjalan. Penguatan nilai mata uang Rupiah didorong semakin tingginya capital inflows menyusul semakin membaiknya fundamental makroekonomi Indonesia, menguatnya mata uang regional terhadap dollar AS, selisih yang cukup signifikan antara tingkat bunga domestik dan luar negeri serta respon positf terhadap lancarnya pelaksanaan pemilihan umum 2004.

Fluktuasi kurs Rupiah dipengaruhi baik oleh kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Sejalan dengan pemberlakuan Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Sentral mengenai efektifitas kebijakan moneter pada sistem nilai tukar mengambang otoritas moneter telah mengubah sistem operasi kebijakan moneter dari sistem operasi berdasarkan intermediate targeting yang diterapkan selama penerapan sistem nilai tukar mengambang terkendali menjadi sistem operasi berdasarkan inflation targeting.

 

Link : 

1. https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-sistem-keuangan-internasional/123477

2. https://kamus.tokopedia.com/v/valuta-asing/

3.  https://binus.ac.id/bandung/2019/05/fluktuasi-nilai-tukar-implikasinya-terhadap-perekonomian-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar