Sabtu, 06 November 2021

ILMU SOSIAL DASAR

 Lingkungan Sosial dan Budaya, dan Aspek - aspeknya Termasuk Negoisasi

Aspek Sosial Budaya

Lingkungan sosial budaya merupakan bagian dari lingkungan hidup. Berbagai macam definisi dimunculkan menurut beberapa pakar lingkungan hidup. Lingkungan sosial budaya adalah lingkungan atau tempat manusia berkumpul menjalankan hidup bersosialisasi dan dalam lingkup berbudaya sesuai daerah masing-masing yang menjadi ciri khasnya. Lingkungan sosial budaya menggabungkan antara hidup sosial antar manusia dan budaya masyarakat secara turun-temurun baik itu budaya timur maupun budaya barat sejak manusia lahir di muka bumi ini. Kultur budaya yang dilahirkan atau diciptakan menyatukan pola pikir manusia. Teknologi yang semakin berkembang di jaman modern ini tak luput terlibat dalam lingkungan hidup. Pencampuran kebudayaan yang saling mengisi dapat mempererat hubungan lingkungan sosial budaya dan teknologi.

Budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Faktor budaya merupakan tantangan bagi pemasar global karena semua ini tidak mudah dilihat. Pemasar internasional harus mengetahui pengaruh budaya dan harus menyiapkan diri untuk menjawab tantangan itu atau mengubahnya. Pemasar internasional memainkan peran penting bahkan dapat dikatakan menentukan dalam mempengaruhi kecepatan tingkat perubahan diseluruh dunia. Hal terlihat jelas dalam makanan tetapi praktis menyangkut semua industri, terutama produk konsumen. Pabrik sabun dan deterjen telah mengubah kebiasaan, mencuci, industri elektronik telah mengubah pola hiburan, dan pemasar pakaian telah mengubah gaya gaya, dan sebagainya. Dalam produk industri budaya telah mempengaruhi karakteristik dan permintaan produk tetapi yang lebih penting lagi sebagai pengaruh pada proses pemasaran, terutama dalam cara menjalankan bisnis. Pemasar internasional telah belajar untuk mengandalkan orang yang mengetahui dan memahami adat serta sikap setempat untuk keahlian pemasaran.

Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang mempunyai budaya atau kebangsaan berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan. Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas mungkin akan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak misalnya, manajer penjualan benar-benar yakin bahwa hanya kontrak yang ditulis dengan baik yang diperlukan agar perusahaanya dapat menerima semua kewajiban yang mengikat. Tetapi manajer penjualan tadi juga tidak dapat memahami belahan dunia, sesuatu hanya dapat terjadi bila ada hubungan pribadi karena kadang-kadang hubungan pribadi juga perlu untuk melaksanakan sesuatu dalam lingkungan konteks rendah.

Pendekatan Analisis Faktor - faktor Budaya

Budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang lainnya.” (Geert, 1988: 5). Budaya memainkan peran dalam kehidupan dalam konteks institusi sosial, termasuk keluarga, pendidikan, agama, pemerintahan, dan institusi bisnis. Budaya juga termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dalam arti ini, budaya tidak mengacu pada penyelesaian yang hanya berlaku sekali untuk masalah-masalah unik, atau moda dan gaya yang berganti-ganti.

Menurut Keegan (2009: 68), alasan mengapa faktor-faktor budaya merupakan tantangan bagi pemasar global adalah karena faktor-faktor budaya itu tidak mudah terlihat. Budaya merupakan tingkah laku yang dipelajari, yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sulit bagi seseorang dari luar kalangan yang tidak berpengalaman atau tidak terlatih untuk memahaminya. Menjadi seorang manajer global berarti bagaimana menyingkirkan asumsi-asumsi budaya. Kesalahan dalam melakukan hal itu akan menghambat pemahaman yang akurat tentang makna dan arti dari pernyataan dan perilaku para rekan bisnis dari latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Keegan memberi contoh. Misalnya, seseorang yang berasal dari budaya yang mendorong tanggung jawab dan inisiatif dapat salah mengerti dengan seorang klien atau atasan dari budaya yang menganjurkan agar orang tetap mengendalikan diri dalam semua kegiatannya. Atasan seperti itu akan mengharapkan diberi tahu secara rinci apa yang dikerjakan bawahannya ketika si bawahan tersebut mungkin mengambil inisiatif dengan anggapan bahwa atasannya akan menghargai kemauannya untuk bertanggung jawab.

Untuk mengatasi kecadokan budaya dan sikap etnosentris (ketika personil atau manajer perusahaan hanya melihat persamaan yang ada di pasar dan mengasumsikan produk dan kebiasaan yang sukses di negeri sendiri, karena ingin menunjukkan keunggulan mereka, akan sukses dimana saja), para manajer harus berusaha untuk mempelajari dan menginternalisasi perbedaan-perbedaan budaya itu. Menurut Keegan (2009: 69-70), ada beberapa garis pedoman yang akan mempercepat kemampuan Anda untuk belajar mengenai budaya lain.

1. Awal dari kebijakan adalah menerima bahwa kita tidak akan pernah benar-benar memahami diri kita sendiri dan orang lain. Manusia terlalu kompleks untuk “dipahami”. Seperti dikemukakan oleh Carl Jung, “Pada dasarnya salah pengertian itu tidak ada…, salah pengertian hanya ada dalam bidang yang kita anggap “mengerti” (Jung, 1975: 228).
2. Sistem persepsi kita amat terbatas. Kita nyaris tidak “melihat” apa-apa. Sistem saraf kita terorganisasi dengan prinsip umpan balik negatif. Artinya sistem pengendali saraf kita hanya bekerja jika ada sinyal masukan yang berbeda dari apa yang kita harapkan.
3. Kita menghabiskan sebagian besar energi untuk mengelola masukan persepsi.
4. Kalau kita mengalami atau menangkap tingkah laku aneh, ada sesuatu di belakang tingkah laku ini yaitu sistem budaya keyakinan dan nilai yang tidak kita pahami.
5. Bila kita ingin menjadi efektif dalam budaya asing, kita harus mencoba memahami keyakinan, motif, dan nilai. Hal ini memerlukan sikap terbuka, sikap yang berada di atas budaya kita sendiri.

Ada sejumlah konsep yang dapat membantu menuntun seseorang mencari wawasan tentang permasalahan budaya. Pemasar global harus mengetahui pengaruh dari budaya dan harus menyiapkan diri untuk menjawab tantangan itu, atau mengubahnya.
 

Negoisasi

Jika dilihat secara etimologis, kata negosiasi berasal dari bahasa Inggirs, yaitu to negotiate serta to be negotaiting yang memiliki arti merundingkan, menawarkan, dan membicarakan. Lalu, kata ini memiliki turunan lain, yaitu negotiation, dilansir dari investopedia, negotiation memiliki arti kegiatan dalam merundingkan atau membicarakan sesuatu dengan pihak lain demi mencapai suatu kesepakatan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian negosiasi adalah suatu proses diskusi yang dilakukan demi menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang bisa diterima oleh pihak lain yang melakukan negosiasi.

Dalam kegiatan negosiasi, setiap pihak akan mencoba untuk merujuk pihak lainnya untuk menyetujui sudut pandangnya. Dengan bernegosiasi, maka setiap pihak yang terlibat akan berusaha utuk menghindari perdebatan atau pertengkaran dan menyepakati suatu wujud komporomi.

Jadi, pengertian negosiasi secara umum adalah suatu wujud interkasi sosial yang terjalin antar beberapa pihak untuk mencapai kesepakatan bersama yang dinilai salin menguntungkan untuk setiap pihak yang melakukan negosiasi. Mereka yang melakukan negosiasi ini biasa disebut dengan negosiator.

Aktivitas negosiasi dilakukan dalam berbagai lini kehidupan, dan biasanya berkaitan dengan permasalahan yang melibatkan banyak orang, seperti dalam dunia organisasi dan bisnis. Kedua kegiatan ini memang selalu lekat dengan kegiatan negosiasi. Setiap pihak yang terlibat dalam proses negosiasi bisa beragam dan mencakup banyak hal.

Beberapa contoh kegiatan negosiasi dalam aktivitas sehari-hari adalah tawar-menawar harga antara penjual dan pembeli, wawancara antara calon karyawan dan pihak perusahaan, kesepakatan bisnis antar satu perusahaan dengan perusahaan lain, dan komunikasi antar negara dalam hal kerjama bilateral.

  • Tujuan Negoisasi

Tujuan utama dari negosiasi itu adalah untuk mendapatkan kesepakatan yang dinilai saling menguntungkan, menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi atas setiap masalah yang dialami pihak yang bernegosiasi, serta untuk mendapatkan kondisi yang saling menguntungkan bagi setiap pihak yang bernegosiasi.

Sebagai contoh, aktivitas negosiasi bisnis yang terjalin antar satu perusahaan dengan perusahaan lain yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan pasar agar bisa meningkatkan nilai penjualan.

Contoh lainnya adalah proses negosiasi yang terjadi saat konsumen dan produsen melakukan tawar-menawar harga terhadap suatu produk agar bisa mencapai harga yang disepakati. Sehingga, pihak penjual dan pembeli bisa mendapatkan harga yang sesuai dengan nilai produk yang dijual.

  • Manfaat Negoisasi
Beberapa manfaat dari negosiasi adalah demi terciptanya jalinan kerjasama antar suatu pihak dengan pihak yang lain untuk memperoleh tujuannya masing-masing, terjadinya rasa saling pengertian pada setiap pihak yang bernegosiasi terkait kesepakatan yang akan ditempuh dan efeknya untuk pihak-pihak tersebut, terjalinnya ksepekatan bersama yang saling menguntungkan, dan terciptanya interaksi yang positif antar pada setiap pihak yang bernegosiasi.
  • Jenis - Jenis Negoisasi
  1. Berdasarkan Situasi
  2. Berdasarkan Jumlan Negoisiatir
  3. Berdasarkan Keuntungan dan Kerugian
  • Faktor Utama Dalam Negosiasi
  1. Para Pihak Yang Terlibat
  2. Hubungan
  3. Komunikasi
  4. Alternatif
  5. Opsi Realistis

Produk Industri

Pengertian produk secara umum adalah segala sesuatu yang mampu dihasilkan dari proses produksi berupa barang ataupun jasa yang nantinya bisa diperjualbelikan di pasar.

Pendapat lain ada yang mengatakan bahwa pengertian produk adalah suatu substansi yang diproduksi oleh pihak produsen dan ditawarkan ke pasar agar bisa memenuhi keperluan ataupun kebutuhan konsumen. Produk dalam hal ini bisa ditujukan untuk konsumen akhir ataupun konsumen antara.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa pengertian produksi adalah segala hal yang bisa ditawarkan di pasar agar bisa dikonsumsi atau digunakan untuk bisa memenuhi keperluan atau kebutuhan konsumen di pasar.

Pengertian produk industri adalah seluruh produk yang mampu dibeli oleh konsumen agar bisa digunakan sebagai bahan baku untuk selanjutnya bisa diproses menjadi produk yang baru. Produk industri ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

  • Bahan Baku dan Suku Cadang, adalah produk yang diperlukan untuk diolah menjadi produk baru yang memiliki manfaat lebih. Umumnya, jenis produk ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bahan mentah dan suku cadang. Contoh produk mentah adalah kayu (yang bisa diproduksi jadi lemari, kursi, dlll), gandum (yang bisa diproduksi jadi roti), dll. Sedangkan contoh dari produk bahan atau suku cadang adalah layar lcd, dll.)
  • Barang modal, adalah produk yang mampu membantu atau memudahkan produsen untuk mengelola atau mengembangkan suatu produk matang serta memiliki daya tahan yang tergolong lama, seperti pabrik, bangunan kantor, laptop, mobil, mesin produksi, dll.
  • Perlengkapan dan Layanan Bisnis, adalah produk yang mampu membantu pengelolaan produk matang yang siap dijual dan mempunyai daya tahan yang tergolong lama, seperti alat tulis kantor, oli pelumas, bahan bakar mesin, dll. Sedangkan contoh dari produk layanan bisnis adalah perwatawan alat, periklanan produk, konsultasi bantuan hukum, dll.

Produk Konsumen

Consumer product atau produk konsumen adalah produk yang dibeli oleh individu atau rumah tangga untuk penggunaan pribadi.
  • Klasifikasi Produk Konsumen

Ada empat jenis produk konsumen, diantaranya:

  1. Produk kenyamanan (convenience products)
  2. Produk belanja (shopping products)
  3. Produk khusus (specialty products)
  4. Produk yang tidak dipikirkan (unsought products)
 
Sumber : 
 
https://naufalrizfa.wordpress.com/2018/11/09/lingkungan-sosial-budaya-dan-aspek-aspeknya-serta-contoh-kasus-yang-terjadi-di-masyarakat/amp/
 
https://mansarglobal.wordpress.com/2020/05/20/pendekatan-analitis-faktor-faktor-budaya/
 
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-negosiasi/#Pengertian_Negosiasi 
 
https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-produk/#2_Produk_Industri

https://cerdasco.com/produk-konsumen/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar